PANCASILA SEBAGAI SYSTEM FILSAFAT

Fajar Achmad Triady
3 min readNov 2, 2021

--

Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berkaitan, bahkan saling berkualifikasi antara satu sila dengan sila lainnya sehingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh untuk tujuan tertentu. Pancasila merupakan dasar filsafat kenegaraan Indonesia sekaligus falsafah hidup bangsa. Pancasila memuat nilai kearifan lokal yang sudah ada di tengah-tengah masyarakat sejak lama. Itulah sebabnya Ir. Soekarno enggan disebut sebagai “pencipta” Pancasila. “Aku tidak mengatakan bahwa aku menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi kami sendiri, dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah”, ungkap Bung Karno dalam pidato perumusan Pancasila. Dengan demikian, apa yang dilakukan Bung Karno beserta para pendiri bangsa bukanlah membuat Pancasila. Namun, mereka hanya memperjelas nilai-nilai hidup yang bersifat implisit untuk dituangkan menjadi sesuatu yang lebih konkret.

Mengutip buku Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan oleh Edi Rohani (2019), filsafat bisa diartikan sebagai pandangan hidup seseorang atau kelompok yang merupakan konsep dasar dari kehidupan yang dicita-citakan. Sedangkan sistem menurut Sri Rahayu dalam Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan (2017) umumnya memiliki ciri:

a. Suatu kesatuan bagian-bagian.

b. Saling berhubungan, saling ketergantungan.

c. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama.

d. Terjadi dalam suatu lingkungan yang komplek.

Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berkaitan, bahkan saling berkualifikasi antara satu sila dengan sila lainnya sehingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh untuk tujuan tertentu. Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila yaitu tentang hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dan dengan masyarakat bangsa, Menurut Ruslan Abdul Gani, Pancasila disebut sebagai filsafat karena merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam oleh para founding fathers atau pendiri bangsa Indonesia.

Mengutip Pancasila Sebagai Sistem Filsafat oleh Rowland Bismark Fernando Pasaribu, karakteristik sistem filsafat Pancasila yaitu:

a. Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian yang disusun secara hierarkis.

b. Tiap sila Pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan.

c. Di antara sila-sila Pancasila ada hubungan yang saling mengikat antara yang satu dengan yang lain, sehingga Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat, dapat digambarkan sebagai berikut:

· Sila 1 meliputi, mendasari, dan menjiwai sila 2, 3, 4, dan 5.

· Sila 2 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, serta mendasari dan menjiwai sila 3, 4, dan 5.

· Sila 3 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan menjiwa; sila 4 dan 5.

· Sila 4 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan menjiwai sila 5.

· Sila 5 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.

Melansir laman Gunadarma, Pancasila merupakan sistem filsafat karena memenuhi ciri-ciri berpikir kefilsafatan. Yaitu:

· Bersifat koheren, Berhubungan satu sama lain dan tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan. Meskipun berbeda tetap saling melengkapi dan tiap bagian mempunyai fungsi dan kedudukan tersendiri.

· Bersifat menyeluruh, Pancasila dapat mewadahi semua kehidupan dan dinamika masyarakat di Indonesia.

· Bersifat mendasar, Pancasila dirumuskan berdasarkan inti mutlak tata kehidupan manusia untuk menghadapi diri sendiri, sesama manusia, dan Tuhan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

· Bersifat spekulatif, Pancasila sebagai dasar negara pada mulanya merupakan buah pikir dari tokoh-tokoh kenegaraan, yang kemudian dibuktikan kebenarannya melalui rangkaian diskusi dan dialog panjang dalam sidang BPUPKI dan PPKI.

Dan Pancasila juga sangat cocok menjadi Filsafat bagi bangsa dan negara ini dan ini sudah terbukti dengan berbagai cobaan, Pancasila selaku filsafat bangsa ini diuji, dan yang menjadi nokta merah bangsa ini adalah dengan peristiwa 30 S PKI, yang ingin menggantikan Pancasila dengan Komunisme, namun Pancasila tiada akan tergantikan dan tiada akan pernah menjadi Identitas negara lain, hanya menjadi identitas Bangsa Indonesia, jika para generasi mudanya mau dan bersedia menjadikan Pancasila sebagai Filsafat dan dasar berbangsa dan bernegara.

--

--

Fajar Achmad Triady
Fajar Achmad Triady

No responses yet